Add This

Bookmark and Share

Stasiun Solo Balapan

Neng stasiun balapan kota solo sing dadi kenang kowe karo aku... itulah sepenggal syair lagu yang dilantunkan oleh Didi Kempot. Hal itu setidaknya menggambarkan betapa terkenalnya stasiun solo balapan di kota Surakarta Jawa Tengah Indonesia.
Stasiun Solo Balapan adalah stasiun induk di kota Surakarta yang menghubungkan Kota Bandung, Jakarta, Surabaya dan Semarang. Stasiun ini didirikan oleh jaringan kereta api masa kolonial NIS pada abad ke-19 (tepatnya 1873) dan merupakan salah satu stasiun besar tertua di Indonesia (setelah Stasiun Semarang Tawang). Pembangunannya dilakukan pada masa pemerintahan Mangkunegara IV, dan merupakan stasiun untuk wilayah Kadipaten Praja Mangkunegaran. Stasiun besar di Solo untuk wilayah Kasunanan adalah Stasiun Solo Jebres.
Bangunan stasiun ini dirancang oleh Herman Thomas Kersten, seorang arsitek kenamaan beraliran Indisch. Setasiun Solo Balapan memiliki dua emplasemen, Utara dan Selatan. Emplasemen Selatan memiliki lima sepur/jalur sedangkan emplasemen Utara memiliki tujuh sepur. Emplasemen Selatan umumnya dipakai untuk pelayanan KA penumpang, sementara Emplasemen Utara lebih diperuntukkan untuk pelayanan KA barang dan pemberangkatan Kereta Api Senja Utama Solo. Ke arah timur, terdapat dua jurusan, rel arah ke utara menuju ke Semarang, rel ke timur menuju Surabaya. Di sisi timur setasiun terdapat segitiga pembalik (wye) yang memungkinkan rangkaian kereta api berbalik arah seluruhnya dengan menggunakan prinsip langsir. Sisi-sisi segitiga pembalik ini juga memungkinkan kereta api dari timur (dari setasiun Solo Jebres) untuk langsung ke utara / ke Semarang tanpa lewat setasiun Solo Balapan dan sebaliknya. Di dekat segitiga pembalik ini terdapat Depo BBM Pertamina, yang rel masuknya juga dari salah satu sisi segitiga pembalik ini.
Sumber: http://id.wikipedia.org

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Stasiun Solo Balapan"

Posting Komentar